Pengguna moda transportasi darat berupa kereta api kelas ekonomi jarak jauh, harus berpikir ulang. Hal ini lantaran harga tiket per 1 Januari 2014 mendatang bakal berubah atau normal tanpa ada subsidi.
Menurut Manajer Humas PT KAI Daop VI Yogyakarta Sumarsono, perubahan harga tiket kelas ekonomi jarak jauh lantaran kontrak penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik atau Public Service Obligation (PSO) antara Dirjen Perkeretaapian dengan PT KAI di tahun anggaran 2013 sudah berakhir.
Sedangkan kontrak yang sama untuk tahun anggaran 2014 belum diperbarui. "Sehingga per 1 Januari 2014, tiket kereta api ekonomi jarak jauh akan berubah," terangnya, Kamis (24/10/2013).
Kebijakan tersebut, kata Sumarsono berlaku untuk seluruh perjalanan kereta ekonomi jarak jauh skala nasional. Untuk wilayah Daop VI Yogyakarta, terdapat 3 rangkaian kereta ekonomi jarak jauh. Masing-masing KA Bengawan relasi Solo Jebres-Tanjung Priok, KA Progo relasi Lempuyangan-Pasar Senen dan KA Sri Tanjung relasi Lempuyangan-Banyuwangi.
Sumarsono menjelaskan ketiga rangkaian kereta api tersebut, selama ini bertarif Rp 50 ribu. Kemudian per 1 Januari 2014 akan berubah menjadi Rp 95 ribu untuk KA Bengawan dan KA Sri Tanjung, serta Rp 85 ribu untuk KA Progo.
"Jadi, seluruhnya akan kembali ke tarif non subsidi. Kebijakan ini berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan RI No 28 Tahun 2012 perihal pedoman perhitungan dan penetapan tarif angkutan orang dengan kereta api," papar Sumarsono.
Pemesanan tiket kereta api ekonomi jarak jauh untuk keberangkatan 1 Januari 2014 sudah dapat dipesan mulai hari ini. Pemesanan tersebut dapat dilakukan di loket stasiun, toko minimarket Alfamart dan Indomaret, kantor pos, pegadaian serta semua loket penjualan agen resmi.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak takut kehilangan pelanggan saat pemerintah sudah tidak memberikan subsidi kereta ekonomi pada tahun depan. Pasalnya, selama ini dengan harga tiket berapa pun jumlah penumpang tidak mengalami penurunan.
"Enggak, kan Lebaran tahun ini kita tidak diberikan subsidi juga sama saja jumlah penumpangnya," ujar Kepala Humas PT. KAI, Sugeng Priyono, kepada merdeka.com, Sabtu (14/12).
Pihaknya melihat rencana pencabutan subsidi ini baru sebatas tataran wacana. Sebab, belum ada keputusan final mengenai penghapusan subsidi kereta ekonomi tersebut. Oleh karena itu, dia belum dapat memastikan kapan kenaikan harga tiket ini berlaku.
"Untuk tahun 2013 kita mendapatkan subsidi kereta ekonomi sebesar Rp 740 miliar. Saya itu belum tahu mana yang dapat dan mana yang tidak dapat subsidi karena kontraknya saja belum ada. Saya enggak mau mendahului kan yang memberikan dana pemerintah, kita hanya menjalankan tugas saja," jelasnya.
Seperti diketahui, pemerintah berencana akan mencabut subsidi untuk untuk kereta kelas ekonomi jarak jauh pada tahun 2014 karena tidak begitu menjadi sarana transportasi masyarakat sehari-hari.
"Itu jadi pertimbangan karena kereta ekonomi jarak jauh bukan menjadi kebutuhan sehari-hari," ujar Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono di Jakarta.
Kebutuhan setiap orang untuk bepergian ke luar kota dengan jarak yang tergolong jauh tidak berlaku setiap hari. Sehingga, menurut dia, dana subsidi yang biasa disalurkan melalui mekanisme Public Service Obligation (PSO) tidak perlu ditambah.
Untuk itu pemerintah tengah memusatkan perhatian pada keberadaan kereta perintis yang kini sudah berjalan. Dia mengatakan, dana PSO tersebut akan dialihkan untuk mendorong semakin banyaknya penggunaan kereta perintis seperti di Aceh dan beberapa daerah baru yang belum terjangkau fasilitas kereta di kawasan Sumatera.