Bersamaan dengan diresmikannya pembangunan Kereta cepat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah juga akan membangun Kota Baru di kawasan yang menjadi tempat transit kereta cepat. Direktur Utama PT Kereta Api Cepat Indonesia-China, Hanggoro Budi Wiryawan menyatakan, dua Kota Baru yang akan dibangun yakni di kawasan Walini dan Tegalluar.
“Di setiap stasiun dibangun Transit Oriented Development (TOD) akan mendorong lahirnya sentra ekonomi baru dibkoridor Jakarta Bandung. Di Walini misalnya, akan dibangun Kota Baru Walini dan Tegalluar juga dibangun kawasan industri kreatif berbasis IT. Kota baru ini akan menjadi model dari kota masa depan yang mengedepankan prinsip kawasan layak huni dan ramah lingkungan yang bergengsi dan tetap merangkul semua lapisan masyarakat,” paparnya.
Ia mengatakan dengan strategi terbaik berskala global dan berkarakter lokal akan menjadi konsep kota baru itu. “Dikedepankan dengan sensitivitas yang tinggi terhadap kebutuhan perkembangan sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan hidup dari masyarakat sekitar, " ujarnya. Sementara itu, kereta Cepat Bandung-Jakarta yang berteknologi driverless atau tanpa masinis, dibangun dengan investasi US $ 5,573 miliar dan tidak menggunakan dana APBD serta tanpa adanya jaminan pemerintah.
Karena menurut Hanggoro, investasinya dibiayai secara mandiri oleh konsorsium BUMN Indonesia dan Konsorsium China Railways dengan skema busines to business. "Konsorsiumnya antara lain PT. Wijaya Karya (persero), PT. Jasa Marga (persero) Tbk, PT. Kereta Api Indonesia (persero) dan PT. Perkebunan Nusantara (persero) VIII. Keempat perusahaan tersebut beberapa waktu lalu telah membentuk PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), selanjutnya berkolaborasi dengan Konsorsium China mendirikan perusahaan patungan dengan nama PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) untuk membangun kereta cepat Jakarta Bandung ini, "ungkapnya.
Setelah groundbreaking Kereta Cepat oleh Presiden, lanjut dia, pihaknya langsung melakukan pengerjaan konstruksi untuk mengejar target konstruksi yang tuntas pada 2018 sehingga awal tahun 2019 bisa dapat langsung beroperasi. Hanggoro menjelaskan, Kereta Cepat Jakarta Bandung akan menghubungkan empat stasiun antara lain Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar, tidak jauh dari kawasan Gedebage yang nantinya akan menjadi pusat pemerintahan Kota Bandung sepanjang 140,9 km.
Hanggoro menyebutkan, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menyerap 39.000 pekerja pada saat konstruksi kereta cepat, 20.000 konstruksi TOD, dan pada saat operasional TOD mencapai 28.000 orang. Pada tahap awal, KCIC akan mengadakan 11 set EMU, dimana satu set terdiri dari delapan kereta, "Setiap kereta mampu mengangkut 584 orang sekali jalan atau dalam situasi puncak kereta dapat digabungkan menjadi dua set sehingga total penumpang bisa lebih dari 1000 penumpang.dalam sehari, dalam skenario kami kereta cepat akan beroperasi selama 18 jam, " kata Hanggoro.
Pengoperasian kereta cepat ini membutuhkan pasokan listrik sekitar 75-100 megawat. Untuk itu, rencananya KCIC bekerjasama dengan PT PLN, direncakan dalam jangka panjang akan membangun power plant sendiri untuk memastikan tidak ada gangguan listrik saat kereta beroperasi.