Pesawat Super Tucano milik TNI AU, bakal teringat pesawat legenda milik TNI AU si ”cocor merah” alias Mustang P-51. Tucano, yang dalam bahasa Portugis berarti burung tukan itu dibuat untuk fungsi serang darat dan menumpas pemberontakan.
Di negara asalnya, Brazil, Super Tucano lahir untuk proyek pengawasan penerbangan dan perlintasan ilegal di wilayah perbatasan di belantara hutan Amazon. Embraer, pabrikan Super Tucano, mendesain cocok dengan iklim tropis serta mampu terbang di segala kondisi cuaca, baik malam maupun siang.
Pesawat baling-baling ini berkapasitas bahan bakar 695 liter dengan daya jelajah sejauh 4.820 kilometer selama 6,5 jam nonstop. Sebagai pesawat kecil yang lincah, Super Tucano mampu terbang rendah dengan kecepatan rendah alias lo & lo mission.
Mendarat di tanah lapang tak beraspal pun bisa didarati pesawat ini. Mesin EMB-314 Super Tucano berlabel PT6A-68A Turboprop Pratt & Whitney, produk United Technologies, Amerika Serikat. Sebagai pesawat tempur taktis antigerilya, pesawat ini dilengkapi teknologi night vision goggle (NVG) buatan Israel yang membantu pilot untuk terbang malam hari.
Super Tucano bisa membawa lima jenis bom atau peluru kendali berbeda sekaligus dengan total beban 1.500 kilogram. Belum termasuk dua senapan mesin 12,7 milimeter yang ada di sayapnya, yang bisa memuntahkan 1.100 peluru per menit.