Wacana pemindahan ibu kota negara sudah lama bergulir. Salah satu perdebatan yang menyertai wacana ini adalah mengenai daerah yang dianggap layak menggantikan Jakarta sebagai ibu kota.
Berdasar survei yang dilakukan Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Jogjakarta dianggap sebagai kota yang paling tepat untuk menggantikan ibu kota Jakarta. "Sekitar 28,4 persen responden memilih Jogjakarta untuk menggantikan Jakarta," ujar pengamat politik Hendri Satrio dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (7/6).
Survei tersebut dilakukan terhadap 250 responden yang merupakan para pekerja profesional di kawasan segitiga emas Jakarta, yakni Sudirman, Thamrin, dan Kuningan. Pelaksanaannya pada 26 Mei - 3 Juni 2015 melalui wawancara tatap muka (face to face interview) menggunakan purposive sampling.
Selain Jogjakarta, kota lain yang dianggap tepat menggantikan ibu kota Jakarta adalah Palangka Raya (21,6 persen), Bogor (20,8 persen), dan Bukittinggi (15 persen). "Yang memilih daerah lainnya sekitar 10,8 persen, seperti Banjarmasin dan Balikpapan. Dan tidak menjawab sekitar 2,8 persen," terangnya.
Survey itu menjadi gambaran bahwa ibu kota negara memang perlu dipindah. Selain itu, banyak studi kasus yang menunjukkan bahwa tidak masalah memindahkan ibu kota. "Saya memilih pindah. Saya harap di luar Pulau Jawa, yakni Palangkaraya," tandasnya.
Hendri menyarankan, bila pemindahan ibu kota ingin terealisasi, maka pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebaiknya melanjutkan kajian. "Lakukan studi khusus dengan ahlinya," tuturnya. Pemerintah juga harus melihat kota yang akan ditunjuk sebagai ibu kota negara memang sudah siap. "Sebab, tidak mudah mengurus ibu kota. Dan harus ada solusi dalam pemindahan ibu kota," tegas Hendri. (jpnn)