Pesawat Lion Air JT 610 rute penerbangan Cengkareng-Pangkalpinang mengalami kecelakaan tak lama setelah lepas landas. Pesawat yang digunakan ialah pesawat baru dengan jenis Boeing 737 MAX 8. Maskapai berlambang singa merah adalah maskapai pertama di Indonesia yang menggunakan pesawat jenis ini. Lion Air menerima pesawat pertama Boeing 737 MAX 8 pada Juli 2017 di Bandara Soekarno-Hatta. Pesawat dengan kode registrasi PK-LQJ itu merupakan unit Boeing 737 MAX-8 pertama yang diterima oleh Lion Air setelah sebelumnya pada Mei 2017 Malindo Air menjadi maskapai pertama di dunia yang menggunakan Boeing 737 MAX-8.
Boeing 737 MAX 8 bisa terbang lebih lama tanpa mengisi bahan bakar mencapai 7 jam 30 menit. Jenis 737 MAX 8 merupakan pesawat Boeing pertama yang memiliki fitur double winglet. Mesin Boeing 737 MAX 8 juga mampu meredam suara mesin sebesar 40% dan penumpang yang naik pesawat ini memiliki kesempatan untuk membawa bagasi lebih banyak. Lion Air Group telah melakukan pemesanan Boeing 737 MAX 8 sebanyak 218 unit yang rencananya akan dikirimkan sebanyak 8 unit di tahun 2017. Sebanyak 3 unit untuk Malindo Air di Malaysia dan 5 unit untuk mendukung operasional Lion Air di Indonesia.
Lion Air membeli maskapai Boeing 737 Max 8 pada Juli 2017. Harga Pesawat Boeing 737 MAX 8 US$ 100,5 juta per unit. Pesawat ini sendiri baru beroperasi pada Agustus 2018 atau sekitar 2,5 bulan yang lalu. Pesawat Lion Air JT 610 berjenis Boeing 737 Max 8 memiliki kapasitas 180 penumpang ini masih baru dan beroperasi sejak 15 Agustus 2018. Keunggulan dari Boeing 737 Max 8 adalah hematnya penggunaan bahan bakar hingga 20% dibandingkan generasi 737 saat ini (737 NG). B737 Max 8 adalah pesawat yang efisien bahan bakar dan nyaman bagi penumpang dengan suasana kabin yang lebih senyap dan mampu menempuh perjalanan hingga sembilan jam.
Keunggulan lainnya yaitu memiliki daya jelajah terbang 3.500 mil laut (6.500 km). Dari segi aerodinamika, yang diunggulkan yaitu sayap model baru dengan desain winglet terbaru yang dijuluki Scimitar Winglet. Inilah ciri utama varian B 737 Max yaitu ujung sayap pesawat dibelah menjadi dua, satu menjulur ke atas dan satu ke bawah. Selain itu, pesawat ini menggunakan mesin jenis terbaru CFM LEAP 1B dengan diameter CFM LEAP-1B juga lebih besar 20 cm, sehingga menghasilkan thrust lebih besar. Dengan demikian, konsumsi bahan bakar mesin CFM LEAP-1B diklaim 11-12% lebih hemat. Operating cost-nya juga diklaim 7% lebih hemat dibanding mesin CFM56 yang dipakai varian 737 NG (Next generation).