PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) berdiri tahun 1991 lewat ide sederhana namun inovatif dari 2 orang ahli satelit yakni Adi Rahman Adiwoso dan Iskandar Alisjahbana berada di blok Kantor Taman kawasan distrik Mega Kuningan Jakarta. PSN meluncurkan satelit Nusantara Satu yang merupakan satelit Broadband Pertama yang mengorbit dan dimiliki Indonesia. Satelit ini sendiri, merupakan satelit ke 10 yang dioperasionalkan oleh PSN, dan menjadi satelit ke 2 milik PSN. Satelit pertama yang dioperasionalkan oleh PSN adalah satelit Palapa B1, milik pemerintah Indonesia yang telah habis masa ekonomisnya, dan kemudian mengembangkan Satelit Palapa C1 sebagai penerus dengan kemampuan lebih baik.
Satelit Nusantara Satu atau yang semula disebut Satelit PSN VI ini merupakan satelit pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) . Teknologi tersebut akan memberikan layanan internet broadband dengan kapasitas jauh lebih besar dibandingkan dengan satelit konvensional yang saat ini ada di Indonesia, bahkan menurut Abdul Muhaimin selaku Engineer mengklaim akan mampu mencapai kecepatan 3-4 kali lipat dari kecepatan yang ada saat ini. Satelit Nusantara Satu adalah bagian dari wujud kemandirian satelit nasional yang memungkinkan seluruh masyarakat Indonesia lebih mudah mendapatkan akses internet tanpa tergantung kepada operator satelit asing.
PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), sukses meluncurkan Satelit Nusantara Satu ke orbitnya. Satelit broadband pertama di Indonesia dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS) ini lepas landas dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat menggunakan roket Falcon 9 dari Space-X menuju slot orbit 146° BT tepat di atas Papua, Indonesia. Satelit tersebut meluncur sejak pukul 08.15 WIB tadi atau pukul 20.45 waktu Florida, Amerika Serikat. Peluncuran Satelit Nusantara Satu disaksikan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatlka (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), perwakilan Kedutaan Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, dan seluruh pemangku kepentingan PSN yang hadir di Cape Canaveral.
Satelit Nusantara Satu Memiliki kapasitas 26 transponder C-band dan 12 transponder Extended C-band serta 8 spot beam Ku-band dengan total kapasitas bandwidth mencapai 15 Gbps. Cakupan C-band dan Extended C-band satelit tersebut meliputi wilayah Asia Tenggara, sementara untuk Ku-Band meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 8 Spot Beam pada sistem HTS. Selain itu, satelit yang diproduksi oleh Space System Loral (SSL) ini menggunakan platform SSL-1300-140 yang sanggup mengorbit selama lebih dari 15 tahun. Satelit ini memiliki berat ketika peluncuran mencapai 4.100 kilogram. Dengan beroperasinya Nusantara Satu dinilai akan sangat bermanfaat bagi masyarakat di berbagai pelosok daerah dengan mendapatkan akses teknologi informasi.
Satelit Nusantara Satu akan digunakan untuk keperluan Pemerintah yang akan menyebarluaskan internet ke berbagai desa di Indonesia. Selain itu, satelit tersebut juga digunakan untuk memperkuat Iayanan ritel PSN melalui produk Ubiqu dan Sinyalku. Heru menjelaskan, saat ini sudah sekitar 3 ribu desa telah terkoneksi dengan Ubiqu. Diharapkan pada akhir 2019, 10 ribu desa telah terkoneksi Ublqu. Ubiqu dan Sinyalku dengan cakupan mulai dari ujung barat Sumatera hingga ujung timur Papua. dari ujung utara Sulawesi hingga ujung selatan Nusa Tenggara. Karena Ubiqu menggunakan satelit, jadi dapat dipasang di mana saja di seluruh Indonesia, baik di kota, di desa, daerah pegunungan, kepulauan, bahkan dapat melayani hingga ke daerah pelosok atau remote area. Dalam waktu dekat, PSN akan kembali meluncurkan satelit berikutnya yakni Nusantara Dua, dan beberapa satelit lainnya demi memperlancar perkembangan industri Teknologi komunikasi di Indonesia.