Daftar Orang Hilang di Indonesia Alasan Politik

Daftar Orang Hilang di Indonesia Alasan PolitikSelama periode 1997/1998, KONTRAS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) mencatat 23 orang telah dihilangkan oleh alat-alat negara. Dari angka itu, 1 orang ditemukan meninggal (Leonardus Gilang), 9 orang dilepaskan penculiknya, dan 13 lainnya masih hilang hingga hari ini. dan penculikan itu terjadi saat masa kepemimpinan Jendral tertinggi ABRI, Wiranto.

Berikut ini adalah Daftar orang yang hilang di Indonesia, diduga terutama karena alasan politik.

Tan Malaka - Tan Malaka atau Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka (lahir di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1897 – meninggal di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur, 21 Februari 1949 pada umur 51 tahun) adalah seorang aktivis kemerdekaan Indonesia, filsuf kiri, pemimpin Partai Komunis Indonesia, pendiri Partai Murba, dan Pahlawan Nasional Indonesia.

Suprijadi - Soeprijadi (lahir di Trenggalek, Jawa Timur, 13 April 1923 - tidak diketahui) adalah pahlawan nasional Indonesia dan pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) terhadap pasukan pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945. Ia ditunjuk sebagai Menteri Keamanan Rakyat dalam Kabinet Presidensial, tetapi digantikan oleh Imam Muhammad Suliyoadikusumo pada 20 Oktober 1945 karena Supriyadi tidak pernah muncul. Bagaimana dan di mana Supriyadi wafat, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Wikana - Wikana (lahir di Sumedang, Jawa Barat, 18 Oktober 1914 - meninggal di ?, 1966) adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Bersama Chaerul Saleh, Sukarni dan pemuda-pemuda lainnya dari Menteng 31, mereka menculik Soekarno dan Hatta dalam Peristiwa Rengasdengklok dengan tujuan agar kedua tokoh ini segera membacakan Proklamasi Kemerdekaan setelah kekalahan Jepang dari Sekutu pada tahun 1945. Wikana termasuk dalam daftar orang yang menghilang dan diduga meninggal dibunuh dalam lembaran hitam tragedi Pembantaian di Indonesia 1965–1966 pasca peristiwa G30S.

Orde Baru

Widji Thukul Penyair Rakyat Indonesia
Andi Arief, Ketua SMID, hilang di Bandarlampung, terakhir diketahui berada di tahanan Markas Besar Kepolisian, Jakarta pada 17 April 1998: Sudah kembali/dilepaskan
Herman Hendrawan, hilang pada 12 Maret 1998
Faisol Riza, hilang pada 12 Maret 1998: Sudah kembali/dilepaskan
Rahardjo Waluyo Djati, hilang pada 12 Maret 1998: Sudah kembali/dilepaskan
Nezar Patria, hilang pada 12 Maret 1998, terakhir berada di tahanan Polda Metro Jaya, Jakarta: Sudah kembali/dilepaskan
Mugianto, hilang pada 12 Maret 1998: Sudah Kembali/dilepaskan
Aan Rusdianto, hilang pada 4 Februari 1998: Sudah Kembali/dilepaskan
Bimo Petrus, hilang pada minggu ketiga Maret 1998
Suyat, hilang pada minggu pertama Maret 1998
Yani Avri, hilang pada 26 April 1997, terakhir sudah dilepaskan dari tahanan Kodim Jakarta Utara
Sonny, hilang pada 26 April 1997
Deddy Omar Hamdun, suami Eva Arnaz
Noval Alkatiri, hilang pada 29 Mei 1997
M. Yusuf, hilang pada 7 Mei 1997
Yadin Muhidin, hilang pada 14 Mei 1997
Hendra Hambalie, hilang pada 14 Mei 1998
Ucok Munandar Siahaan, hilang pada 4 Mei 1997
Ismail, hilang pada 29 Mei 1997
A. Nasir, hilang sejak 14 April 1998

Lihat pula : Penculikan aktivis 1997/1998

Penculikan aktivis 1997/1998 adalah peristiwa penghilangan orang secara paksa atau penculikan terhadap para aktivis pro-demokrasi yang terjadi menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1997 dan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 1998. Peristiwa penculikan ini dipastikan berlangsung dalam tiga tahap: Menjelang pemilu Mei 1997, dalam waktu dua bulan menjelang sidang MPR bulan Maret, sembilan di antara mereka yang diculik selama periode kedua dilepas dari kurungan dan muncul kembali. Beberapa di antara mereka berbicara secara terbuka mengenai pengalaman mereka. Tapi tak satu pun dari mereka yang diculik pada periode pertama dan ketiga muncul. - Wikipedia