Dwikorita menuturkan, selain peningkatan curah hujan dan angin kencang, gelombang laut akan mengalami kenaikan hingga 2,5-4 meter. Hal ini terjadi di sejumlah daerah seperti di perairan Kepulauan Nias, perairan Kepulauan Mentawai, Samudera Hindia barat Aceh, hingga Kepulauan Mentawai. Tak cukup sampai disitu, gelombang laut di daerah lain mencapai 4-6 meter. Diperkirakan terjadi di daerah perairan Enggano, perairan Barat Lampung, Samudera Hindia Barat Enggano hingga Lampung, Selat Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan Banten, Samudera Hindia Selatan Banten. “Waspada potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat. Terutama di daerah rawan banjir, longsor, daerah dataran rendah, daerah cekungan, bantaran kali atau sungai, perbukitan, lereng-lereng dan pegunungan,” kata Dwikorita.
Untuk penamaan siklon tropis yang terjadi di wilayah Indonesia, BMKG telah menyiapkan nama seperti Anggrek dan Bakung. Masing-masing abjad punya alternatif. A misalnya, jika Anggrek telah dipakai, maka pilihan kemudian adalah Anggur. Nama siklon yang sudah dipakai dianggap pensiun, dan nama penggantinya akan ditempatkan sesuai urutan abjad. Sejumlah siklon tropis telah dinamai oleh Indonesia, salah satunya siklon tropis Durga di perairan barat daya Bengkulu pada 22-25 April 2008. Siklon tropis lainnya adalah Anggrek di perairan barat Sumatera (30 Oktober-4 November 2010) dan Bakung di perairan barat daya Sumatera (11-13 Desember 2014). Belum lama ini terjadi Badai Cempaka di selatan Pulau Jawa dan menyusul Badai Dahlia. Apakah Nama untuk Badai selanjutnya?? Edelweis kah???