Oarfish atau Ikan raja herring (Regalecus glesne) merupakan spesies dari oarfish dari keluarga Regalecidae. dan tersebar diseluruh dunia, tidak termasuk di wilayah kutub. ikan ini juga dijuluki ikan pita. ikan raja herring merupakan ikan bertulang sejati terpanjang didunia. perawakan nya yang seperti pita, dengan sirip punggung di sepanjang tubuh nya, serta sirip dada yang tipis dan panjang. tubuh ikan raja hering keperakan dengan titik hitam, sirip nya berwarna merah. karakteristik fisik dan metode berenangnya yang berombak telah menyebabkan spekulasi bahwa ini mungkin menjadi sumber banyak penampakan "naga laut".
Ikan ini dapat tumbuh sepanjang 11 meter, namun ada laporan spesimen yang belum dikonfrimasi yang tumbuh hingga 17 meter. dan berat maksimun ikan ini mencapai 270 kilogram. tubuh nya yang seperti pita, dengan sirip punggung disepanjang tubuh nya dari kepala hingga ujung ekor. sirip punggung nya yang lembut dan bisa berjumlah 400 atau lebih. dan memiliki jambul yang memanjang diatas kepala nya. kepala nya kecil dan memiliki insang yang berjumlah 40-58 insang, dan tidak memiliki gigi. Ikan raja herring dapat ditemukan perairan terbuka diseluruh dunia terutama di zona pelagis. ia juga di ketahui sebagai ikan migrasi yang mengikuti sumber makanan nya. ia bisa migrasi jauh ke utara dan bisa migarsi jauh ke selatan. tapi biasanya ia bermigrasi ke daerah tropis sampai garis lintang tengah. ia hidup di kedalaman maksimal 1000 meter dibawah permukaan laut.
Hanya sedikt yang diketahui dari ikan ini. ikan ini berenang menggunakan sirip punggung nya, dan berenang dalam posisi vertikal. pada tahun 2010 ilmuwan telah memfilmkan ikan raja herring di teluk meksiko yang berenang di zona mesopelagik. rekaman pertama mengenai ikan ini dapat diidentifikasi dengan baik. ia memakan krill dan krustasea lainnya, serta ikan kecil dan cumi-cumi. ikan raja herring di ketahui bertelur di bulan juli-desember. telur nya berukuran 2,5 milimeter, dan mengambang di permukaan hingga menetas. ia merupakan ikan yang hidup soliter.
Penemuan oarfish menimbulkan tanda tanya besar bagi sebagian orang. Kabarnya, jika ikan yang jarang terlihat itu suatu saat muncul ke permukaan dan ditemukan oleh manusia, maka kemunculannya merupakan pertanda bencana gempa. Sejumlah komunitas akademik menilai bahwa mitos itu ada benarnya. Mengingat habitat oarfish yang berada di laut sedalam 1.000 meter memungkinkannya peka terhadap pergerakan lempeng Bumi di dasar laut. Ditambah, mungkin saja ikan itu mampu mendeteksi dini tumbukan lempeng di dasar laut yang dapat menjadi sebab-musabab gempa.
Kemunculan oarfish yang dianggap pertanda bencana alam meresahkan publik Jepang. Para pakar setempat menyatakan publik tidak perlu khawatir karena ada penjelasan ilmiah untuk fenomena ini. Selama musim dingin ini, dilaporkan sudah tujuh ekor oarfish muncul ke permukaan laut di sejumlah wilayah Jepang. Dua ekor di antaranya terjerat jaring nelayan di perairan dekat Prefektur Toyama, Jepang pada Jumat (1/2) waktu setempat. Satu ekor lainnya dengan panjang 3,2 meter ditemukan terdampar di pantai Teluk Toyama, sedangkan seekor oarfish lainnya dengan panjang 4 meter terjerat jaring nelayan di Pelabuhan Imizu.
Hiroyuki Motomura yang merupakan profesor iktiologi -- pengkajian mengenai ikan -- pada Universitas Kagoshima membeberkan sejumlah faktor yang bisa membuat oarfish muncul ke permukaan laut. Namun tetap saja kabar soal kemunculan oarfish di pantai-pantai Jepang menuai kekhawatiran publik. Di tengah kekhawatiran publik, pakar seismologi menyatakan tidak mungkin untuk mengaitkan secara ilmiah antara meningkatnya kemunculan oarfish ke permukaan dengan pertanda terjadinya bencana alam. Profesor Shigeo Aramaki yang merupakan pakar seismologi dari Universitas Tokyo menepis kekhawatiran publik yang marak di media sosial.
Secara tradisional dalam bahasa Jepang, oarfish disebut sebagai 'Ryugu no tsukai' yang berarti 'Pembawa pesan dari Istana Dewa Laut'. Mitos soal oarfish yang berkembang luas menyebut bahwa oarfish akan muncul ke pantai sebelum gempa bumi bawah laut terjadi. Temuan oarfish dalam beberapa hari terakhir, yang semuanya sudah menjadi bangkai itu, dibawa ke Akuarium Uozu untuk dipelajari. Penjaga Akuarium Uozu, Kazusa Saiba, juga menyangkal mitos-mitos soal oarfish.
Menurut riwayat, seminggu sebelum gempa berkekuatan 8,9 Skala Richter dan tsunami besar melanda pantai timur Jepang pada 11 Maret 2011, ditemukan banyak oarfish yang naik ke daratan pantai Jepang dan sebagian tersangkut di jaring nelayan. Diduga, karena biasa hidup di perairan dasar laut yang dekat dengan lempeng Bumi, oarfish 'sensitif' terhadap aktivitas yang mampu memicu datangnya gempa. Tak hanya itu, ilmuwan juga menilai bahwa oarfish bertanggung jawab atas beberapa legenda tentang monster ular laut di sejumlah kebudayaan manusia.