Daun Kratom dari tanaman Mitragyna speciosa atau pohon cemara tropis di keluarga kopi asli Asia Tenggara. M. speciosa berasal dari Thailand, Indonesia, Malaysia, Myanmar, dan Papua Nugini, di mana telah digunakan dalam obat-obatan tradisional sejak setidaknya abad ke-19. Kratom memiliki sifat opioid dan beberapa efek stimulan. Di Indonesia, Daun kratom adalah tumbuh-tumbuhannya yang bisa dijadikan sebagai obat herbal dan merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia. Daun kratom berasal dari pohon cemara tropis di keluarga kopi yang tumbuh subur di tanah Kalimantan.
Eksistensi daun kratom kini juga sudah menyebar ke seluruh dunia. Daun kratom dalam dunia medis dapat dijadikan sebagai penawar rasa sakit (pain killer) dan sebagai pengganti opioid. Secara tradisional, masyarakat di Kalimantan menganggap tumbuhan dengan nama latin Mitragyna speciosa dianggap sebagai anugerah Tuhan yang dapat digunakan untuk menunjang kehidupan. Daun yang biasa disebut dengan daun ketum ini bisa digunakan untuk menghilangkan berbagai penyakit seperti diare dan memberikan energi.
Namun, daun ini bisa menjadi berbahaya jika dikonsumsi dalam dosis besar karena mengandung alkaloid, mitraginin dan kandungan lainnya yang bisa memberikan efek sedatif sehingga menyebabkan kecanduan. Efek lainnya, kratom bisa memberikan efek sakau, kejang-kejang, gagal ginjal dan lain-lain. Badan Pengawasan Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat karena mendapati lebih dari 130 orang meninggal setiap hari akibat overdosis opioid.
Di Indonesia, tanaman obat ini diklasifikasikan sebagai psikotropika golongan satu. Bagi yang menyalahgunakan akan mendapatkan hukuman penjara maksimal 20 tahun. Berdasarkan data dari The American Kratom Association, estimasi penduduk Amerika sebagai pengguna daun kratom per Juni 2019 mencapai 15,6 juta orang. Melihat efek yang ada, Badan Pengawasan Narkotika Amerika Serikat mengawasi penggunaan kratom ini dan beberapa kota di Amerika dan Eropa juga telah mengilegalkan daun kratom. Terlepas dari efek baik dan buruknya, penjualan daun kratom kini juga mudah didapatkan di Indonesia. Banyak pihak yang menjualnya melalui internet dan dibungkus sebagai bubuk teh. Penjualan yang tinggi membuat para petani juga mendapatkan hasil yang serupa.