Virus Nipah sejenis virus RNA dalam genus Henipavirus. Virus ini bisa menyebar antar manusia yang satu dengan yang lainnya dan dari hewan ke manusia. Penyebaran virus ini biasanya berasal dari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Virus nipah biasanya bersumber dari kelelawar buah. Diagnosa virus ini berdasarkan pada gejala dan konfirmasi dari uji laboratorium. Manajemen melibatkan perawatan yang mendukung. Pada 2018 belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk virus ini. Upaya pencegahan virus ini adalah dengan menghindari kontak langsung pada kelelawar dan babi yang sakit dan tidak meminum getah kurma mentah. Hingga Mei 2018 diperkirakan telah terjadi sekitar 700 kasus manusia untuk virus Nipah dan 50 hingga 75 persen dari yang terinfeksi telah meninggal dunia. Pada Mei 2018, wabah penyakit nipah mengakibatkan 18 kematian di negara bagian Kerala,India.
Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1998 saat terjadinya wabah di Malaysia sementara itu virus ini diisolasi pada tahun 1999. Nama virus ini berasal dari sebuah desa di Malaysia, Sungai Nipah. Virus ini juga diketahui menginfeksi babi dan untuk menghentikan penyebaran penyakit jutaan orang terbunuh pada tahun 1999. Gejala virus ini mulai muncul dalam waktu 3–14 hari setelah terpapar virus. Gejala awal dari virus ini adalah demam, sakit kepala, kantuk diikuti oleh disorientasi dan kebingungan mental. Gejala-gejala tersebut dapat memburuk menjadi koma dalam waktu 24-48 jam. Ensefalitis, radang otak, merupakan hasil komplikasi fatal dari infeksi virus nipah. Penyakit pernapasan juga dapat terjadi selama awal penyakit. Pasien kasus Nipah yang mengalami penyakit pernapasan lebih berpotensi menularkan virus nipah dibandingkan yang tidak memiliki penyakit pernapasan. Penyakit ini dicurigai pada individu yang bergejala dalam konteks wabah epidemi.